Filosofi Memecahkan Batu

Satu paragraf tulisan di buku Atomic Habits oleh James Clear ini barangkali menginspirasi hidupmu. Saya tuliskan ulang dengan maknanya:

***

Seorang tukang batu berusaha memecahkan batu cadas yang besar. Ia mengayunkan martilnya berkali-kali ke batu tersebut, mungkin sudah seratus kali, tapi batu besar itu tidak retak sedikit pun. Pada ayunan yang ke-101, batu tersebut terbelah dua. Tentu saja batu besar tersebut terbelah tidak hanya disebabkan oleh satu kali hantaman yang ke-101 tersebut, tapi disebabkan oleh 101 kali hantaman bertubi-tubi.

***

Filosofi seperti ini dapat diterapkan di seluruh lini kehidupan. Misalnya, seseorang yang ingin menguasai satu bidang ilmu, maka ia harus berletih-letih belajar, sebagaimana tukang batu tadi yang berletih-letih menghantamkan 101 kali hantaman ke batu besar. Selain itu, ia harus sabar menjalani prosesnya karena butuh waktu yang tidak sebentar. Jika ia istiqamah, maka ia akan memetik hasilnya, dengan izin Allah.

Saya teringat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini:

إنما العلم بالتعلم وإنما الحلم بالتحلم

“Sesungguhnya ilmu itu hanyalah didapat dengan berpayah-payah belajar, sedangkan sifat lemah lembut diperoleh dengan berpayah-payah berusaha bersikap lembut.” (HR. Thabrani)

التعلم dan التحلم dalam ilmu Sharaf berwazan تفعّل yang salah satu faidahnya menunjukkan تكلّف (takalluf) yaitu bermakna “bersusah-payah”.

Oleh karena itu, siapa pun yang ingin sukses dalam hal apa pun, maka ia mestilah bersusah payah menggapainya.

Semoga bermanfaat.

Banghen.com

***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *