Husnuzan yang Hilang

حسن الظن بالناس للشيخ عبد المالك بن أحمد رمضاني

Di antara akhlak mulia yang dibawa oleh agama kita adalah berprasangka baik dengan manusia (husnuzan). Ia adalah akhlak luhur yang mencerminkan jiwa yang baik. Ciri jiwa yang baik adalah jernihnya pikiran dan tulusnya hati terhadap saudara seiman. Apabila ia berinteraksi dengan lemah lembut dan lisan yang terjaga, maka sungguh telah sempurna akhlaknya, karena jika hati baik maka baik pula seluruh perbuatannya. Ibarat pohon, bila akarnya baik, maka baik pula buahnya. Sebaliknya, prasangka-prasangka buruk bersumber dari hati yang buruk. (Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ramadhani) – LINK DOWNLOAD PDF: https://ia801309.us.archive.org/22/items/tvpf5/tvpf5.pdf

***

Husnuzan ini salah satu akhlak mulia yang hilang. Betapa banyak pertikaian, permusuhan, saling tuding, ghibah, dan mencari-cari kesalahan saudaranya tanpa hak, disebabkan hilangnya akhlak yang mulia ini.

Munculnya sentimen negatif terhadap seseorang, seringkali karena hilangnya husnuzan ini. Apabila sejak awal dia sudah sentimen dengan seseorang, maka selanjutnya, pikirannya dan penilaiannya diliputi suuzan terhadap orang itu. Terjadilah kezaliman demi kezaliman.

Seandainya kita selalu teringat dengan kematian, alam kubur, dan hari ketika kita menghadap Allah, sanggupkah kita membayangkan apa hujah kita di hadapan Allah, ketika Allah menanyakan apa alasan kita sampai tega berbuat zalim terhadap saudara kita?

Penyusun dan penerjemah: Hendri Syahrial (Banghen)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *