Rahasia Kebaikan Nabi Yusuf: dari Penjara ke Istana

Posted by

Kami Melihatmu Termasuk Orang Baik

Orang baik itu akan selalu baik, meskipun zaman silih berganti…

Ketika Nabi Yusuf ‘alaihis salam dimasukkan ke dalam penjara, dua pemuda turut menemani beliau. Dalam keheningan jeruji itu, mereka melihat pancaran kemuliaan dari sosok Nabi Yusuf, sebuah keindahan akhlak yang memikat hati dan memberikan ketenangan jiwa. Sebelum mereka meminta Nabi Yusuf mentakwilkan mimpi mereka, dengan tulus mereka berkata:

bacaan-shalat-maghrib-untuk-mualaf-belajar-salat
[Klik gambar untuk membeli ebook BUKU PEGANGAN SHALAT MAGHRIB]

“Kami melihatmu termasuk orang baik.” 

وَدَخَلَ مَعَهُ السِّجْنَ فَتَيٰنِ ۗقَالَ اَحَدُهُمَآ اِنِّيْٓ اَرٰىنِيْٓ اَعْصِرُ خَمْرًا ۚوَقَالَ الْاٰخَرُ اِنِّيْٓ اَرٰىنِيْٓ اَحْمِلُ فَوْقَ رَأْسِيْ خُبْزًا تَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْهُ ۗنَبِّئْنَا بِتَأْوِيْلِهٖ ۚاِنَّا نَرٰىكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Dan bersama dia masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah satunya berkata, ‘Sesungguhnya aku bermimpi memeras anggur,’ dan yang lainnya berkata, ‘Aku bermimpi, membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.’ Berikanlah kepada kami takwilnya. Sesungguhnya kami melihatmu termasuk orang yang baik…” (QS. Yusuf: 36)

Perhatikan baik-baik kalimat ini: “Kami melihatmu termasuk ORANG BAIK.”

kisah nabi yusuf yang baik hati

Kalimat ini, jika kita renungkan, muncul dua kali dalam perjalanan hidup Nabi Yusuf: Pertama, di penjara—di titik terendah kehidupannya menurut sangkaan manusia. Kedua, ketika beliau telah menjadi seorang menteri kerajaan—di titik tertingginya, juga menurut sangkaan manusia.

Pada saat pertama, Nabi Yusuf telah mengalami cobaan yang seolah tiada henti-hentinya: dilempar ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya sendiri, dijual sebagai budak, diajak berzina, difitnah, dan akhirnya dipenjara. Namun, dalam keterpurukan itu, kebaikan tetap memancar dari dirinya.

Saat kedua, ketika saudara-saudaranya—yang tidak menyadari bahwa yang di hadapannya adalah Nabi Yusuf—memohon belas kasih, mereka kembali berkata:

“Kami melihatmu termasuk ORANG BAIK.”

قَالُوْا يٰٓاَيُّهَا الْعَزِيْزُ اِنَّ لَهٗٓ اَبًا شَيْخًا كَبِيْرًا فَخُذْ اَحَدَنَا مَكَانَهٗ ۚاِنَّا نَرٰىكَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ

“Mereka berkata, ‘Wahai Al-Aziz! Dia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang baik.’” (QS. Yusuf: 78)

Jarak waktu antara Nabi Yusuf di dalam penjara dan di istana sangat panjang. Jarak waktu yang di dalamnya ada kisah-kisah cobaan yang penuh hikmah dan kesabaran yang mengesankan.

Jadi, perubahan keadaan yang beliau lalui, sama sekali tidak mengubah kebaikannya. Dulunya baik, sekarang pun tetap baik. Kebaikan tetap menjadi tabiatnya, sebesar apa pun perubahan yang terjadi. Sesulit apa pun keadaan yang beliau alami.

kata mutiara: orang baik akan selalu baik

Pada Hari Ini Tidak Ada Cercaan untuk Kalian

Di akhir kisah, Nabi Yusuf lagi-lagi mengukuhkan sifat baiknya. Beliau memaafkan saudara-saudaranya yang dulu berencana membunuhnya, lalu melemparnya ke dalam sumur. 

Allah mengabadikan ucapan Nabi Yusuf ini di dalam Al-Quran:

قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ

“Dia (Yusuf) berkata: Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni kalian. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Yusuf: 92)

Ucapan Nabi Yusuf di atas: “Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian…”

Ucapan Nabi Yusuf kita maknai:
Jangankan pembalasan dendam, bahkan cercaan, celaan, dan hinaan pun tidak ada untuk kalian, wahai saudara-saudaraku yang aku cintai… dan aku memohon ampun kepada Allah, semoga Allah mengampuni kalian…

Ya Allah, alangkah baiknya Nabi Yusuf…

Ucapan Nabi Yusuf ini mengingatkan kita pada peristiwa Fathu Makkah. Pada saat itu, Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam juga memaafkan kaum Quraisy yang telah memusuhi beliau, dengan kalimat serupa:

“Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian…”

Dua nabi mulia ini mengajarkan kita bahwa kebaikan sejati tidak tergantung pada keadaan, tidak berubah karena jabatan atau kekuasaan, dan tidak luntur oleh penderitaan.

Ya Allah, jadikanlah kami dan keturunan kami termasuk orang-orang baik, sebagaimana Nabi Yusuf ‘alaihis salam dan Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam. Aamiin.

Banghen

Visited 10 times, 1 visit(s) today
cara-sholat-bacaan-shalat-untuk-mualaf
[Klik gambar untuk membeli ebook BUKU PEGANGAN SHALAT MAGHRIB]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *